Kenangan Field Trip

Hari pertama, sampai di Parapat, kami langsung “check in” di Inna Parapat Hotel. Kemudian pengalaman Samosir Tour dengan mengunjungi berbagai objek wisata seperti Batu Gantung yang kian terkikis oleh air hujan dan angin, Rumah Bolon Ambarita Village, dan menyaksikan Tarian Sigale-gale di Siallagan Village. Hari kedua, menuju Berastagi, mengunjungi Simarjarunjung, nuansa air terjun Sipiso-piso, sensasi budaya Rumah Bolon Pematang Purba, melihat keindahan Danau Toba dari Taman Simalem Ressort, dan keaslian Rumah Bolon Dokan Village. Kemudian dilanjutkan dengan “check in” di Sibayak Berastagi Hotel. Hari ketiga, Sibayak Berastagi Hotel Tour, melihat keindahan alam Tanah Karo dari Gundaling Hill, kemudian menyaksikan ramainya pedagang di Berastagi Fruit Market.
Dibalik itu semua, kami memiliki kenangan tersendiri selama di hotel, di bus, maupun di objek.
Dihari pertama, pengalaman ketika ingin menaiki kapal, Ayu (salah satu dari teman kami) dilarang mengikuti Samosir Tour dikarenakan kakinya yang belum sembuh alias sedang dalam masa penyembuhan. Aku bisa melihat mata Ayu yang berkaca-kaca dan berharap diberi izin untuk ikut. Akan tetapi, apa yang terjadi? Bu’ Windra bersikeras melarang Ayu untuk ikut karena di lapangan kami akan trekking. Mau tidak mau, Ayu kemudian diantar oleh beberapa teman kami untuk kembali ke hotel. “Ayu, Ayu ditinggal demi kebaikan dan kesembuhan Ayu sendiri, sabar ya”. Di Siallagan Village, kami berjumpa dengan orang asing, suami-istri, dari kebangsaan Estonia. Mereka begitu ramah dan tidak sombong. Kamipun mengajak mereka bicara sebentar dan kemudian foto bareng. Setelah itu, pengalaman malam hari di Inna Parapat Hotel, kami terlalu bising di luar maupun di dalam kamar, teriak sana-sini seperti di hutan sehingga Bu’ Windra keluar kamar dan memarahi kami yang ada diluar kamar. “Kalian ini  anak pariwisata, jangan bikin malu, masa kalian teriak sana-sini dari ujung ke ujung kayak di hutan? Bukan cuma kalian aja yang menginap di hotel ini. Diujung sana, ada 2 orang asing yang baru ‘check in’, didepan ada 1 keluarga wisatawan domestik baru ‘check in’, mereka aja tidak bising seperti kalian.” Betapa malunya aku saat itu karena pandangan Bu’ Windra tajam sekali kearahku seolah-olah cuma aku yang bersalah. “Maaf ya, bu,” hanya itu yang bisa kuucapkan saat itu dan berlalu memasuki kamar temanku. Terus, pas di hotel, kami tidak ada yang tidur cepat, kami semua sibuk mengisi checklist, keluar-masuk dari satu kamar ke kamar yang lain dengan pelan-pelan agar tidak diketahui oleh dosen pembimbing. Suara tawa terdengar dari beberapa kamar yang diisi oleh teman kami yang gokil dan pelawak. Setelah selesai mengisi checklist, ada yang tidur, ada pula yang menghabiskan waktu dengan bermain kartu di salah satu kamar hingga jam 4 pagi.
                Dihari kedua, kami ‘check out’ dari Inna Parapat Hotel untuk melanjutkan perjalanan menuju Berastagi. Tak ada yang mengesankan di Simarjarunjung. Kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju Sipiso-piso Waterfall. Disana, kami makan siang dan foto-foto. Setelah itu perjalanan dilanjutkan ke Pematang Purba, disana kami melihat Rumah Bolon yang sudah mendapatkan sentuhan (tidak lagi 100%). Meskipun tidak lagi origin, Rumah Bolon Pematang Purba tetap terlihat indah. Di Pematang Purba, kami berjumpa dengan wisatawan asing dari Belanda. Tak ada satupun diantara kami yang berani mengajak wisatawan asing tersebut untuk berbicara. Kemudian aku beranikan diri untuk memulai, kusalam mereka dan kuajak mereka mengobrol. Kemudian, si bule bertanya kami darimana dan jumlah kami berapa. Setelah kujawab semua pertanyaan yang mereka berikan, tak disangka-sangka si bule mengambil pulpen sebanyak jumlah kami yang telah kusebutkan sebagai souvenir dan membagikannya kepada kami. Beberapa diantara kami tidak mendapatkan pulpen dikarenakan aku salah menyebut jumlah karena seharusnya jumlah kami adalah 34 orang. Alangkah senangnya kami yang mendapatkan pulpen tersebut. Kami juga diberikan e-mail facebook si bule. Kemudian, perjalanan dilanjutkan ke Taman Simalem Ressort. Di Taman Simalem Ressort, kami semua tercengang akan indahnya Danau Toba. Kami melakukan tur objek disana selama kurang lebih 4 jam. Kemudian perjalanan dilanjutkan ke Dokan Village. Di Dokan Village, kami sungguh tak percaya karena disepanjang jalan ada ‘ranjau’ alias tinja binatang maupun manusia. Didalam Rumah Bolon Dokan Village, kami sungguh sangat tercengang. Tahu kenapa? Rumah Bolon yang sudah ratusan tahun tersebut masih 99% origin dan kokoh, 1% merupakan atap yang telah direnovasi. Setelah mendapatkan informasi dari si penghuni rumah, ternyata rumah tersebut dapat berdiri kokok karena adanya asap hasil memasak didalam rumah. Asap tersebut membuat kayu-kayu tersebut kuat dan tahan lama. Setelah itu, kami menuju Sibayak Berastagi Hotel. Setelah ‘check in’, kami langsung menuju kamar masing-masing. Saat itu aku adalah tour leader dan tak disangka-sangka, aku salah memberikan kunci kamar kepada teman-temanku. Kemudian kuralat semuanya dengan mengunjungi mereka satu per satu untuk memastikan. Yang salah kamar, kusarankan untuk pindah kamar ke kamar yang sebenarnya. Banyak diantara mereka yang complain, tapi apa boleh buat, pertukaran harus tetap dilakukan untuk mengantisipasi karena beberapa kamar memiliki Extra Bed. Setelah selesai, kami melanjutkan dengan dinner di restaurant hotel tersebut. Malamnya, masih seperti malam yang kemarin, kami masih harus mengisi checklist. Beberapa diantara kami ada yang tidur duluan karena sudah kelelahan.
Hari ketiga,  kami ‘check out’ dari hotel kemudian perjalanan dilanjutkan menuju Medan. Sebelum sampai di Medan, kami menyempatkan untuk singgah di beberapa objek wisata. Pertama di Gundaling, kami melakukan tur objek dan belanja. Setelah itu mengunjungi Berastagi Fruit Market. Banyak diantara kami yang belanja buah bahkan bunga. Dan objek terakhir yang kami kunjungi adalah Vihara Lumbini.
Tidak terasa Field Trip (3 Hari 2 Malam) telah selesai. Semuanya telah menjadi kenangan bagi kami yang melakukan tur. Tak ada kejadian aneh yang terjadi selama di perjalanan. Semua terlihat menikmati perjalanan meskipun kelelahan. Terima kasih telah membaca pengalaman kami.